PENTING DIINGAT DALAM PENULISAN BERITA TV


- Kejelian menangkap fakta yang eksklusif, lengkap dan akurat tidak berarti jika tak disampaikan dalam bahasa yang mudah dimengerti.
- Penulis harus memahami dan menggunakan bahasa jurnalistik dengan baik untuk menyampaikan informasi
- Kemahiran bahasa jurnalistik mencakup ketelitian, kemampuan memilih dan membentuk kata, serta konstruksi kalimat yang logis
1. Mencermati Ejaan
- Huruf: tanda untuk menyatakan bunyi bahasa
- Ejaan : aturan yang melambangkan bunyi
- Acuan : Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) berlaku sejak 1972, tapi responsif terhadap perubahan (perubahan ejaan dari masa ke masa)
- Perhatikan pemakaian tanda baca : titik, koma, titik koma, pisah, titik dua, kurung, kutip, penyingkat, ellipsis, kurung siku
- Penulisan huruf: latin (26 huruf) dan EYD (huruf gabungan: kh, ng, ny, sy)
- Perhatikan penulisan huruf besar, miring
- Cermati penggunaan kata turunan, kata ulang, kata majemuk, kata depan.

2. Memilih Kata
- Kata merupakan unsur pembentuk kalimat
- Menguasai cara pembentukan kata (dari kata dasar); proses pembubuhan afiks, proses pengulangan, proses pemajemukan
Dalam bahasa jurnalistik, jenis kata yang perlu diperhatikan adalah:
- Kata ulang: menggambarkan jumlah yang berkaitan dengan fakta (pengulangan seluruh kata dasar, pengulangan dengan imbuhan, pengulangan suku awal, pengulangan dengan perubahan bunyi)
- Kelompok kata: mengelompokkan nama lebih spesifik agar jelas, contoh : rumah besar berdinding kayu.
- Kata majemuk : kata yang diperluas (DM), jumlah jamak
- Diksi atau pilihan kata : memperluas kosa kata (kamus umum dan sinonim, kata baru dalam tulisan dan pembicaraan, banyak membaca untuk mengasah kepekaan berbahasa)
- Kata denotasi (arti harfiah) dan konotasi (tautan pikiran)
- Kata umum (misal : saudara) dan kata khusus (abang, adik, sepupu)
- Majas (figure of speech): untuk menggambarkan realita untuk lebih mendekati gambaran sebenarnya), terdiri dari majas perbandingan (perumpamaan/ perbandingan, kiasan/ metafora, personifikasi), majas pertentangan (ironi hiperbola, litotes), majas pertautan (sinekdot, kilatan, eufimisme, metonimia)
- Idiom : ungkapan bahasa yang artinya tidak langsung dijabarkan arti unsur-unsurnya (misal: terdiri atas, bergantung pada, berbeda dengan, membanting tulang)
- Ekonomi kata : ungkapan ringkas menjadikan diksi lebih sarat informasi (misal: mengadakan penelitian dengan meneliti, melakukan kunjungan dengan berkunjung).
(sumber: NetSains.com)

0 Comentarios

Follow Me On Instagram