TANDA BACA, ANGKA DAN SINGKATAN


Menuliskan tanda baca dan singkatan pada media tv sedikit berbeda dengan cara yang dilakukan terhadap media cetak. Pada media cetak, penulisan tanda-tanda baca maupun singkatan hampir tidak mengalami perubahan, sesuai dengan kaidah penulisan Bahasa Indonesia yang baku. Hal itu disebabkan media cetak dapat dibaca berulang kali jika pembacanya kurang memahami isinya.

Karena sifatnya yang sepintas pada media tv, maka penulisan tanda-tanda baca tersebut tidak semuanya dipakai. Tujuannya, agar penyiar/ reporter yang membacakan naskah tidak mengalami kesulitan dan pendengar atau pemirsa tv dapat dengan mudah memahami informasi yang disampaikan.
Dalam konteksi ini, naskah berita harus dibuat hear copy. Naskah tersebut tentu tidak akan dibaca langsung oleh pemirsa, tetapi penyiar / reporter membacakan untuk pemirsa. Pada media cetak, naskah tersebut didesain sebagai read copy, yakni naskah yang dibuat langsung untuk dibaca pembaca.
TANDA BACASecara umum hanya terdapat tiga hingga empat tanda baca yang digunakan dalam penulisan untuk media tv, yakni titik ( . ), koma ( , ), strip atau garis putus ( – ) serta kadang-kadang tanda Tanya ( ? ).
Titik digunakan sebagai tanda berakhirnya sebuah kalimat. Ada juga yang menambahkan dua garis miring (//) di belakangnya. Pemakaian dua garis miring tersebut untuk memudahkan penyiar memastikan bahwa kalimat tersebut berakhir.
Koma digunakan sebagai tanda pemisah antara bagian di dalam kalimat, untuk memperjelas pengertian serta sebagai pause atau berhenti sesaat untuk memberikan peluang bernapas bagi pembacanya. Walau koma masih digunakan, tetapi hendaknya pembuatan kalimat terlalu panjang dihindari. Semakin pendek suatu kalimat semakin baik bagi pemirsa.
Strip atau garis putus digunakan untuk pemutusan kata dalam sebuah kalimat akibat terbatasnya ruang. Selain itu juga untuk menandai singkatan, misalnya K-U-D, D-P-R, dan lain-lain. Pembatasan singkatan tersebut memerlukan tanda baca garis putus agar memudahkan penyiar dalam mengidentifikasi singkatan, sehingga singkatan tersebut tidak dibaca seperti lazimnya membacakan kata. K-U-D tidak dibaca KUD.
Tanda Tanya kadang masih digunakan dalam pembuatan kalimat Tanya. Kalimat Tanya dalam penulisan di media tv memang jarang digunakan. Hal ini disebabkan karena informasi yang disampaikan melalui tv bersifat langsung dan tidak langsung. Hanya pada uraian tertentu yang kadang masih menggunakan kalimat Tanya, itupun tidak dimaksudkan untuk memperoleh jawaban dari pemirsa.
ANGKADalam penulisan angka pada media tv juga memiliki cara yang berbeda dibandingkan dengan penulisan angka untuk media cetak. Ini dilakukan untuk membantu memudahkan penyiar atau reporter dalam menyampaikan isi informasi. Jangan biarkan seorang penyiar memperoleh kesulitan membaca angka-angka. Jika hal itu terjadi, maka dampaknya akan mengganggu kelancaran program dan akan terkesan kurang siapnya seorang penyiar.
Menulis angka di media tv tidak dapat dilakukan dengan menuliskan semua angka-angka tetapi sebagian diantaranya perlu dilakukan penggabungan antara angka dan huruf. Sedangkan untuk angka-angka yang jumlahnya cukup banyak dan ganjil, sebaiknya dibulatkan.
0 s/d 11 : sebaiknya ditulis dengan huruf
12 s/d 999 : ditulis dengan angka
Di atas 999 : ditulis gabungan antara huruf dan angka
CONTOH1. Seorang preman ditangkap polisi dalam razia di tempat hiburan malam di Jakarta// (bukan: 1 orang….)

2. Pemerintah menetapkan ganti rugi rumah korban gempa bervariasi// Untuk rumah rusak parah/ diganti 30 juta rupiah/ untuk rusak ringan 10 juta rupiah// (bukan: RP.30.000.000…)

3. Pertandingan final piala dunia sepakbola disaksikan 500 ribu 750 orang// (bukan: 500.750 orang)

4. Jumlah hutang Indonesia pada Bank Dunia mencapai sekitar 500 ribu dolar amerika// (bukan: 497.573 dolar amerika)
*Khusus untuk angka yang menggunakan satuan yang kurang familiar, misalnya mata uang, berat, ukuran benda yang tak pernah digunakan secara umum oleh masyarakat umum, sebaiknya diganti dengan ukuran atau angka yang familiar.
CONTOH1. Barang bukti uang 100 dolar amerika …… bisa diganti dengan sekitar 1 juta rupiah (dengan kurs 9 ribuan)

2. Ketinggian lumpur panas dari semburan gas PT.Lapindo mencapai 65 centimeter…… bisa diganti dengan sepaha orang dewasa.

3. Jarak antara kota A dan B sekitar 200 mil…..Satuan mil tidak begitu familiar di negeri ini. Kita harus ubah menjadi satuan jarak kilometer.
SINGKATANSingkatan di media Tv sebaiknya tidak dilepaskan begitu saja. Selain pemakaian tanda baca khusus, juga perlu pemanjangan singkatan tersebut. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman. Misalnya singkatan "DR" dan "dr". Kedua singkatan itu penulisannya sama, hanya beda huruf besar dan kecil, namun pengucapannya beda, "DR" dibaca Doktor. Sedangkan "dr" dibaca dokter.
Demikian pula terhadap singkatan yang tidak dikenal secara umum, harus dipanjangkan atau ditulis kedua-duanya. Sedangkan untuk singkatan berbahasa asing, sebaiknya dipanjangkan dengan dialih bahasa terlebih dulu.
CONTOH
1. Dewan Perwakilan Rakyat/ D-P-R/ akan memanggil Direksi PT.Lapindo Brantas/ terkait semburan gas di Porong/ Sidoarjo/ Jawa Timur//

2. Ketua Tim pemantau Flu burung Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso/ dokter Sardikin mengatakan/ pihaknya tengah menunggu hasil tes darah wartawan cetak di bandung……//

3. Dana Moneter Internasional/ I-M-F/ memberi hibah dana pada pemerintah Indonesia sebesar 100 juta dolar amerika atau sekitar 1 trilyun rupiah//
(sumber: NetSains.com)

0 Comentarios

Follow Me On Instagram